Dalam dunia esports, khususnya Mobile Legends: Bang Bang, pelatih memainkan peran penting dalam membentuk tim yang kompetitif. AFM, seorang pelatih yang dikenal luas, pernah menangani dua tim besar: Evos Divine dan ONIC Olympus. Dalam wawancara eksklusif, AFM membagikan pandangannya tentang perbedaan mendasar dalam melatih kedua tim tersebut.

Filosofi Pelatihan yang Berbeda

AFM menjelaskan bahwa setiap tim memiliki kultur dan karakteristik unik yang memengaruhi metode pelatihannya. “Tim Evos Divine telah mencatat sejarah panjang dan meraih banyak prestasi. Saya harus lebih fokus pada pengembangan mentalitas juara dan kepercayaan diri,” ujarnya.

Sementara itu, AFM menemukan bahwa ONIC Olympus mengadopsi pendekatan yang lebih segar dan inovatif. “Di ONIC, saya sering mengeksplorasi strategi baru dan metode pelatihan yang tidak konvensional. Tim ini terbuka untuk eksperimen, sehingga proses belajar menjadi lebih dinamis,” tambahnya.

Pendekatan Tim dan Komunikasi

AFM menekankan pentingnya komunikasi dalam tim. Di Evos Divine, ia melihat bahwa para pemain terbiasa dengan gaya komunikasi yang tegas dan langsung. “Mereka memahami harapan yang ada, jadi saya harus memberikan umpan balik yang jelas agar tim tetap tampil optimal,” jelasnya.

Sebaliknya, AFM menemukan bahwa pendekatan kolaboratif di ONIC Olympus terasa lebih efektif. “Pemain di ONIC lebih terbuka untuk berdiskusi dan memberikan masukan satu sama lain. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana semua orang merasa terlibat dalam pengambilan keputusan,” ungkapnya.

Pengembangan Individu dan Tim

Saat melatih Evos Divine, AFM fokus mengasah kemampuan individu para pemain. “Setiap pemain harus memiliki skill individu yang kuat agar dapat berkontribusi maksimal pada tim,” katanya. Ia membantu mereka mengembangkan teknik, memahami meta, dan beradaptasi dengan permainan lawan.

Di sisi lain, ONIC Olympus lebih menekankan pentingnya sinergi tim. “Saya bekerja untuk memastikan pemain bisa saling melengkapi dan memahami peran masing-masing. Ketika sinergi terbangun, permainan menjadi lebih efektif,” jelasnya.

Kesimpulan

Dengan pendekatan yang tepat, AFM berhasil membentuk kedua tim sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini membuktikan bahwa keberhasilan dalam esports tidak hanya bergantung pada skill individu, tetapi juga pada kemampuan tim untuk bekerja sama dan beradaptasi.

Pengalaman AFM mengajarkan bahwa pelatih yang baik dapat menyesuaikan metode pelatihannya dengan dinamika tim. Ia memberikan pelajaran berharga bagi pelatih lainnya di dunia esports.